Rabu, 05 Maret 2008

[ini bukan review] Janda dari jirah


Dulu waktu masih sekolah saya kurang begitu suka dengan pelajaran sejarah. Tapi tentu saja saya lebih menyukai pelajaran tersebut di bandingkan dengan PPKN.
Sejarah sewaktu saya SMA dulu (saya mengambil ukuran dari SMA saja ya, karena wajib belajar 9 tahun sebelumnya saya belum menjadi orang berpikir) hanya berupa buku-buku cerita yang tidak menarik cara penyampaiannya. Semua yang tertulis hanya garis besar, rangkuman, peristiwa akhir, bahkan ada beberapa kejadian yang tidak sama dari buku satu dengan buku yang lain. Sejarah di bangun pula oleh orang-orang yang tidak terlihat, lalu dimana bagian mereka dalam buku sejarah? itulah mengapa saya sama sekali tidak tertarik mempelajari, apalagi menghapal sejarah. Jadi, saya tidak tau apa saja isi perjanjian renville ataupun konferensi meja bundar. Selain memang kemampuan mengingat saya yang terbatas, menghapal sebuah peristiwa yang di rangkum dalam butir-butir yang nanti akan di gunakan sebagai bahan tes hanya sebuah pembuangan waktu yang tidak ada khasiatnya. Tapi anehnya, nilai pelajaran sejarah saya tidak pernah mengecewakan. Apa saya nyontek ya? Oh iya, saya nyontek ding.
Maka, sejak saya menyadari cara peyampaian ilmu yang tidak kena sasaran itulah saya lebih suka nongkrong di perpustakaan membaca trilogi Roro mendut-Genduk duku-Lusi lindri-nya Romo Mangun. Perpustakaan sekolah saya ada AC nya.
Tapi seiring dengan berlarinya waktu, saya mulai senang mengerti sejarah. Meski pada bagian hapal- menghapal saya masih saja kurang, lha wong mengingat nama orang saja saya agak susah, apalagi menghapal siapa bertahta di kerajaan mana dan pada putra mana serta tahun saka keberapa mahkota di wariskan. Tapi hal itu tidak menghentikan saya berhenti mengagumi sejarah, khususnya sejarah jawa.
Demikian lah akhirnya saya membeli buku ini. Bagus. Pilihan kata-kata Cok sawitri menghanyutkan, demikian juga formula kehidupan yang beliau sisipkan di dalam paragraf-paragraf drama kehidupan kerajaan kadiri tersebut, cukup berhasil memukau saya. Hanya saja sepertinya anda salah kalau mempercayai buku ini sebagai buku sejarah.


rak nyambung ya?
kan saya udah bilang kalau ini bukan review
:D